detik.com

Rabu, 23 Januari 2013

Indeks Saham Berjangka

Kontrak Berjangka Indeks Saham merupakan salah satu instrumen keuangan yang telah dikenal secara luas pada saat ini. Menurut data bank for International Settlement (BIS) transaksi yang terjadi di pasar global untuk produk ini telah mencapai angka US$221.200 juta pada tahun 2005 lalu. Kontrak Berjangka Indeks saham biasa digunakan sebagai piranti lindung nilai (hedge), investasi dan perdagangan spekulatif.

Aktifitas lindung nilai (hedging) pada kontrak berjangka indeks saham mencakup lindung nilai terhadap suatu kepemilikan atas saham atau opsi atas indeks. Perdagangan spekulatif pada kontrak berjangka indeks saham dilakukan dengan memanfaatkan volatilitas harga, semakin besar tingkat volatilitasnya maka semakin besar pula potensi untuk mendapatkan keuntungan, meskipun biasanya para pedagang cenderung mengambil keuntungan sedikit namun dilakukan secara kontinyu. Sedangkan berinvestasi pada indeks saham berarti melakukan investasi pada satu pasar atau sektor tertentu tanpa keharusan untuk membeli saham secara langsung.

Indeks saham pada hakekatnya merupakan suatu nilai statistik yang mencerminkan nilai gabungan dari saham-saham yang merupakan komponen yang membentuk nilai indeks tersebut. Sehingga indeks saham dapat digunakan sebagai alat untuk menggambarkan perubahan karakteristik-karakteristik komponen saham yang berada didalamnya. Banyak diantara indeks saham yang ada pada saat ini disusun oleh sebuah kantor berita atau perusahaan jasa keuangan yang mereka gunakan sebagai acuan kinerja bagi banyak portofolio investasi semisal mutual fund.

Indeks saham biasa diklasifikasikan dengan berbagai macam cara. Angka indeks sendiri sebenarnya mewakili kinerja secara keseluruhan dari bursa saham. Indeks-indeks yang secara rutin dipublikasikan biasanya adalah indeks yang mencakup saham-saham dari perusahaan-perusahaan besar. Indeks industri gabungan Dow Jones (DJIA/AS), S&P 500 (AS), FTSE 100 (Inggris), CAC 40 (Perancis), DAX (Jerman), Nikkei-225 (Jepang), Hangseng (Hongkong), Kospi-200 (Korea), Sensex (India) termasuk IHSG (indonesia) dan masih banyak lagi yang lain.

Selasa, 22 Januari 2013

Forex Traders (2)

Investment Management Firm

Investment management company (which usually is a lot of accounts manager on behalf of customers such as pension funds and foundations) transactions in the foreign exchange market for foreign currency needs in order to make purchases of shares abroad. Foreign exchange transactions for them is not a primary investment objective so that it does not deal with speculative purposes or in order to obtain maximum profit.

Hedge funds

Hedge funds are an investment company that runs business activities speculative transactions for profit, such as George Soros whose reputation rose due to currency speculation does aggressively since 1990. He manages trillions of U.S. dollars and is still able to borrow more trillions of U.S. dollars and is therefore able to make intervention by the central bank of a country to maintain its exchange rate to be helpless if the economic fundamentals are dependent on the "mercy" of hedge funds.

Foreign Exchange Broker

Foreign exchange broker is a company that is established to carry out activities for the benefit of its clients brokerage services in the field of financial markets by gaining a reward for his services. According to CNN, a foreign exchange broker has a volume between 25 and 50 trillion U.S. dollars per day, or about 2% of the total value of the transaction.

Senin, 21 Januari 2013

Pelaku Perdagangan Forex (1)

Menurut Galati dan Melvin, dana pensiun, perusahaan asuransi, reksadana dan investor institusional adalah merupakan pemain yang memiliki peran besar dalam pasar keuangan secara umum dan khususnya pasar valuta asing sejak dekade 2000-an.

Bank
Pasar uang antar bank (PUAB) memenuhi kebutuhan mayoritas dari perputaran uang di dunia usaha serta kebutuhan dari transaksi para spekulan setiap harinya yang dapat mencapai nilai triliunan dollar. Beberapa transaksi dilaksanakan untuk dan atas nama nasabahnya, tetapi sebagian besar adalah untuk kepentingan pemilik bank ataupun untuk kepentingan bank itu sendiri.
Hingga saat ini, pialang valuta asing adalah merupakan pelaku perputaran valuta dalam jumlah yang besar, memfasilitasi perdagangan PUAB dan mempertemukan penjual dan pembeli untuk "upah" (fee) yang kecil. Namun saat ini banyak bisnis valuta asing ini yang beralih kepada suatu sistem elektronis yang lebih efisien seperti misalnya EBS (sekarang dimiliki oleh ICAP), Reuters Dealing 3000 Matching (D2), the Chicago Mercantile Exchange, Bloomberg dan TradeBook(R)

Dunia usaha
Salah satu pemeran pasar valuta asing ini adalah adanya kebutuhan dari aktivitas perusahaan dalam melakukan pembayaran harga barang ataupun jasa dalam mata valuta asing. Kebutuhan mata valuta asing dari suatu perusahaan seringkali hanya kecil nilainya dibandingkan dengan kebutuhan dari bank dan spekulan dan perdagangan valuta asing yang dilakukannya seringkali hanya membawa dampak yang kecil sekali bagi nilai pasaran kurs mata uang. Meskipun demikian arus perdagangan valuta asing dari perusahaan-perusahaan ini dalam jangka panjangnya merupakan faktor yang penting bagi arah nilai tukar suatu mata uang. Transaksi beberapa perusahaan multinasional dapat membawa akibat yang tidak terduga sewaktu mereka menutup posisi (posisi jual ataupun beli) yang amat besar sekali dimana transaksi ini tidak diketahui secara luas oleh para pemain pasar.

Bank sentral
Bank sentral suatu negara memegang peran yang amat penting dalam pasar valuta asing. Bank sentral ini senantiasa berupaya untuk mengendalikan suplai uang, inflasi, dan ataupun suku bunga bahkan seringkali mereka memiliki suatu target baik resmi maupun tidak resmi terhadap nilai tukar mata uang negaranya. Seringkali bank sentral ini menggunakan cadangan devisanya untuk menstabilkan pasar.
Dengan ekspektasi pasar ataupun isu tentang intervensi yang dilakukan oleh bank sentral belaka telah cukup untuk menstabilkan kurs mata uang setempat, tetapi intervensi yang agresif dilakukan beberapa kali dalam setiap tahunnya pada suatu negara yang kurs mata uangnya bergejolak.

Berbagai sumber dana yang ada di pasaran valuta asing apabila disatukan dapat dengan mudah "mempermainkan" bank sentral (menarik atau menjual mata uang dalam jumlah yang sangat besar sekali sehingga bank sentral tidak mampu lagi melakukan intervensi) dimana skenario ini nampak pada tahun 1992-1993 dimana mekanisme nilai tukar Eropa ( European Exchange Rate Mechanism - ERM) mengalami kejatuhan serta beberapa kali jatuhnya nilai tukar mata uang di Asia Tenggara.