detik.com

Selasa, 16 November 2010

Bursa Australia Menguat, New Zealand Turun

Bloomberg
SYDNEY: Indeks S&P/ASX 200 Australia merangkak naik 0,3% menjadi 4.703,90 pada pukul 10.433 a.m. di Sydney. Sebaliknya, Indeks NZX 50 Selandia Baru terpeleset 0,1% menjadi 3.324,25 di Wellington.
Dan berikut ini saham paling aktif di bursa Australia dan Selandia Baru hari ini, yaitu di antaranya:
Australia:
Australia & New Zealand Banking Group Ltd. (ANZ AU) menanjak 1,8% menjadi A$23,50. Selain itu, Lone Star Funds berencana untuk merilis 51% sahamnya di Korea Exchange Bank kepada Hana Fianncial Group Inc., lapor pihak Wall Street Journal. Penjualan yang senilai US$3,8 miliar tersebut, akan mengakhiri penawaran dari pihak ANZ atas saham tersebut.
BHP Billiton Ltd. (BHP AU), perusahaan tambang terbesar di dunia, menguat 0,9 menjadi A$44,53. Sementara itu, kontrak berjangka tembaga untuk pengiriman Maret menguat 0,7% yang ditutup di level US$3,9245 per pound pada pukul 1.39 p.m. di New York kemarin.
Commonwealth Bank of Australia (CBA AU) turut naik 0,5% menjadi A$49,10 setelah rating saham bank tersebut menjadi ‘buy’ dari posisi sebelumnya ‘hold’ berdasarkan para analis Goldman Sachs & Partners Australia Pty.
CuDeco Ltd. (CDU AU), berencana untuk membangun proyek Rocklands di Australia, yang melonjak 6,6% menjadi A$3,86 yang meneruskan kenaikannya dalam empat hari terakhir menjadi 27%.
James Hardie Industries SE (JHX AU) kehilangan 1,1% menjadi A$5,59 yang diturunkan ratingnya dari ‘neutral’ menjadi ‘underperform’ di Credit Suisse Group AG.(t01)

» Hang Seng
Indeks saham Hong Kong hari ini,  memperpanjang gain atas laporan laba yang melebihi dari perkiraan atas perusahaan-perusahaan AS, mengirim saham-saham di Wall Street capai level lima bulan tertinggi.
Sektor Sumber Daya diharapkan meningkat, aksi buru keuntungan di sektor komoditas akibat melonjaknya harga emas terkait dengan pertumbuhan impor di China yang mencapai rekor tinggi.
Pada hari Rabu benchmark Hang Seng Index HSI sentuh level tertinggi sejak 28-bulan, naik 1,5 persen menjadi 23,457.69. Indeks, naik lebih dari 13 persen sejak akhir Agustus.
Saham Perbankan di China Daratan, yang memiliki pasar yang lebih luas tetapi underperformed sepanjang tahun, melihat ada peningkatan optimisme dan diperkirakan akan menaikkan aksi bargain hunting oleh investor dan pelaku pasar yang lain.

» EUR
Dollar jatuh ke titik terlemah sejak Januari terhadap euro dan merosot hingga ke level terendah 15 tahun versus yen sebelum laporan kemungkinan spekulasi Federal Reserve akan menempuh kebijakan QE lebih lanjut untuk mendukung harga dan perekonomian AS.
Indeks Dollar, yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang dari enam mitra utamanya, mencapai level terendah 10-bulan sebelum rilis data dari Departemen Tenaga Kerja AS, yang diperkirakan akan mempublikasikan data klaim pengangguran.
Dolar Singapura juga tercatat meningkat  setelah bank sentral negara pulau itu mengatakan akan memperluas kisaran mata uang untuk menekan inflasi.
Sedangkan Dolar Australia melonjak ke tertinggi sejak mulai diperdagangkan secara bebas pada tahun 1983 sebagai respon atas rali di bursa Asia.

» AUD
Mata uang Australia melonjak ke level tertinggi sejak mulai diperdagangkan secara bebas pada tahun 1983, naik 0.5 persen dari paritas dengan dolar AS, seiring dengan rally pada saham Asia, tanda-tanda ketahanan ekonomi global.
Aussie sudah raih gain hingga pekan kedelapan sebelum publikasi data ekonomi penjualan eceran AS yang menunjukkan angka positif.
"Kombinasi meningkatnya saham dan surutnya kekhawatiran untuk resesi di AS mendorong investor untuk melanjutkan investasi pada aset berisiko," kata morio Okayasu, analis kepala di Tokyo pada FOREX.com Japan Co, sebuah unit mata uang online perdagangan perusahaan Gain Capital di Bedminster, New Jersey. "Mata uang seperti Aussie cenderung menjadi meneria gain dari perdagangan berisiko."
Mata uang Australia melesat sampai setinggi 99,77 sen AS sebelum diperdagangkan pada 99,70 sen per 13:21 di Sydney dari 99,05 sen di New York kemarin. Mata uang berpindah tangan di ¥ 81,11 dari 81,03 ¥.

Perang Kurs Selesai dengan Kompromi


Okezone
TOKYO - Para pemimpin negara-negara G20 akhirnya sepakat mencari solusi bersama untuk mengakhiri perang kurs dan ketimpangan perdagangan global, dua isu utama yang menjadi perdebatan alot selama konferensi yang berlangsung 11-12 November di Gedung Convention and Exhibition (COEX), Seoul.
Perseteruan antara Amerika Serikat dengan China dan Jerman mereda, mereka sepakat membentuk tim yang menyusun panduan indikator untuk mengukur ketimpangan perdagangan. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu yang mengikuti proses perundingan mengatakan, tim tersebut beranggotakan semua negara G20 dan diharapkan merampungkan tugasnya tahun depan. Tim tersebut tidak berada di bawah koordinasi Dana Moneter Internasional sesuai usulan AS karena penolakan China dan Jerman.
"Perang kurs akhirnya terselesaikan dengan kompromi karena isu bisa membuat G20 pecah. Solusinya mereka ada working group on macro economic framework. Working group ini harus menghasilkan gudielines indikator untuk mengukur keadaan imbalance atau tidak dan apa yang harus dilakukan," kata Mari saat berbincang-bincang dengan wartawan di Hotel The Prince Park Tower, Tokyo, Jumat (12/11/2010).
Mari memberikan keterangan karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum sempat berbicara kepada pers. Usai konferensi di Seoul, Presiden beserta rombongan  langsung bertolak ke Jepang guna menghadiri KTT APEC besok.
Lebih lanjut, Mari menjelaskan, indikator ketimpangan tersebut tidak dibuat secara kuantitatif sebagaimana usulan AS. Sebelumnya, AS mengusulkan agar negara G-20 membatasi surplus atau defisit neraca perdagangannya dengan kuantitatif misalnya beberapa persen dari Produk Domestik Bruto. Namun, Jerman dan China, dua negara tersurplus menolak hal itu.
Perang kurs memanas setelah kebijakan Bank Sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, menyuntikkan dana USD600 miliar ke pasar menjelang KTT G20 berlangsung. Sejumlah negara dan juga mantan Gubernur The Fed Alan Greenspan curiga, kebijakan itu disengaja agar kurs dolar merosot untuk mendorong kenaikan ekspor. Namun, kecurigaan tersebut ditepis oleh Menteri Keuangan AS Timothy Geithner.
"Ya enggak mungkin mengakuilah. Tapi kita tahu maksudnya," kata Mari.(wdi)