detik.com

Kamis, 18 November 2010

Cuaca dan Infrastruktur Jadi Penghambat Industri Hilir Sawit


Metrotvnews

Metrotvnews.com, Jakarta: Permintaan dunia akan minyak nabati yang rata-rata mencapai lima juta ton per tahun diharapkan akan terus meningkat. Pada tahun 2011 mendatang industri minyak nabati dinilai masih berpeluang dan memberikan kontribusi besar bagi ekonomi nasional. Minyak nabati bisa dipenuhi dari kelapa sawit.
Dalam kurun waktu dua tahun terakhir produksi kelapa sawit Indonesia berada di peringkat pertama, mengungguli Malaysia. Hampir 49 persen produksi minyak sawit untuk dunia berasal dari negara Indonesia.
Sebagai salah satu industri yang menjanjikan dengan luasan penetrasi pasar yang terus berkembang industri minyak sawit juga dapat mendorong investasi, sebagia penyumbang devisa maupun penyerapan tenaga kerja. Ini dapat terwujud dengan baik jika industri hilir minyak sawit dikelola secara berkelanjutan.
Produsen minyak kelapa sawit, Daud Dharsono, mengatakan belum stabilnya kurs dolar saat ini tidak mempengaruhi harga komoditi minyak sawit di pasar internasional. Selain diolah menjadi minyak sawit mentah (CPO) kelapa sawit juga dapat diolah menjadi produk lain, seperti biodiesel dan etanol. Bahan bakar nabati turunan jenis ini dinilai mampu menyaingi pasar bahan bakar solar. Apalagi jika harga solar terus naik.
Sementara itu, peneliti senior Institut Pertanian Bogor Any Suryani menilai, hingga kini selain faktor cuaca, buruknya infrastruktur, seperti pelabuhan, juga tetap menjadi kendala utama pengembangan industri hilir minyak sawit.
Pengembangan produksi CPO dan turunannya harus tetap ditingkatkan agar potensi pasar kelapa sawit asal Indonesia di pasar internasional semakin terbuka luas. Diharapkan dengan diferensiasi produk ini semakin memantapkan posisi Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia dalam beberapa tahun ke depan.(DOR)