detik.com

Senin, 11 Maret 2013

Minyak-WTI Turun Dari Level Harga Tertinggi Dalam 1 Minggu setelah Saudi Arabia Meningkatkan output


Minyak West Texas Intermediate turun dari harga tertinggi dalam lebih dari seminggu karena Arab Saudi meningkatkan output dan produksi industri melambat di China konsumen minyak mentah terbesar kedua di dunia.
Futures turun sebanyak 0,4 persen setelah naik 1,4 persen pekan lalu, terbesar dalam satu bulan. Produksi minyak mentah Arab Saudi naik pada bulan Februari dari level terendah 20-bulan, seorang pejabat yang mengetahui tentang kebijakan minyak negara itu mengatakan. China memulai tahun dengan output industri terlemah sejak 2009, data pemerintah menunjukkan pada 9 Maret. Iran, yang berada di bawah sanksi Barat atas ekspor energi karena program nuklirnya, mengatakan prospek untuk menyelesaikan sengketa telah membaik.
"Produksi Saudi lebih tinggi berfungsi sebagai cap pada harga minyak dan bisa menurunkan WTI," kata Gordon Kwan, kepala penelitian energi di Mirae Asset Securities Ltd di Hong Kong.
WTI untuk pengiriman April turun sebanyak 35 sen menjadi $ 91,60 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada di $ 91,74 pada 02:02 waktu Singapura. Kontrak naik 39 sen menjadi $ 91,95 pada tanggal 8 Maret, penutupan tertinggi sejak 28 Februari. Harga turun 0,3 persen bulan ini.
Brent untuk penyelesaian April turun 38 sen menjadi $ 110,47 per barel di Futures yang berbasis di London ICE Europe exchange. Patokan Eropa dengan premi sebesar $ 18,74 untuk masa depan WTI. Kesenjangan mengakhiri sesi di $ 18,90 pada tanggal 8 Maret, perbedaan sempit sejak 31 Januari. Volume semua berjangka yang diperdagangkan hari ini adalah 52 persen di bawah rata-rata 100-hari untuk WTI, dan 40 persen lebih rendah untuk Brent.
(Sumber: Bloomberg)

Akhir Pekan Gemilang Bagi Bursa Nikkei

Setelah mengalami rebound 6.4% dalam enam sesi terakhir, indeks utama Nikkei – Jepang (N225) melanjutkan rally hingga 2.35% di hari Jumat (8/3) terutama lantaran kalangan investor menuai keuntungan dari pelemahan yen yang tumbang hingga mencapai kisaran rendah seperti di tahun 2009 terhadap dollar.
Di perdagangan akhir pekan ini, USDJPY bergerak di kisaran 95.30-an setelah melesat hingga 95.44. Dan yen semakin tertekan setelah data neraca perdagangan Jepang (trade balance) muncul pada angka yang kian memburuk dalam dua tahun terakhir
Pelemahan yen langsung di respon oleh kalangan eksportir. Tercatat saham Mazda Motor Corp. naik 4.6%, saham Bridgestone Corp. melonjak hingga 4.1%, dan Alps Electric Co. melejit 7.3%. Sementara saham lapis dua seperti Matsui Securities Co. turut menguat hingga 2.2% dan Credit Saison Co. melesat hingga 4.9%.
Menjelang penutupan perdagangan, indeks Nikkei tercatat meraih angka sebanyak +280.17 poin pada kisaran 12248.25, sedangkan indeks Nikkei futures menguat +275 poin di area level 12185.


Sterling Semakin Turun, Imbas Ekspektasi QE Lanjutan Oleh BOE

Sterling pada perdagangan minggu kemarin (3 - 8 Maret) secara umum terpantau menunjukkan tren melemah terhadap Dollar AS. Perdagangan pasangan mata uang GBP/USD ini setelah dibuka pada kisaran 1.5039 di awal minggu perdagangan telah turun sekitar -117 pips atau sekitar -0.78 % dan ditutup pada kisaran 1.4922.
Analis mengemukakan bahwa sentimen negatif terhadap Poundsterling Inggris nampak kembali diterima oleh mata uang tersebut terkait dengan menguatnya dugaan bahwa Bank of England akan meningkatkan kebijakan stimulus moneter dalam waktu mendatang.
Adapun pada perdagangan pada minggu ini (10 - 15 Maret), range normal perdagangan GBP/USD mingguan diperkirakan akan memiliki level support pada kisaran 1.4806 lalu kemudian di 1.4690. Sedangkan level resistance pada kisaran 1.5118 kemudian pada 1.5314.
Pergerakan pasangan mata uang ini diperkirakan akan dipengaruhi oleh beberapa rilis data ekonomi yang diantaranya adalah : Manufacturing Production m/m dan NIESR GDP Estimate.


Harga Emas Meningkat 0.1% Pada Akhir Minggu

Data pekerja yang dinantikan para investor pada hari Jumat lalu menunjukan perbaikan dimana data jobless rate turun ke terendah 5 tahun ke 7.7% di bulan Februari, dan NFP, gaji pekerja naik ke 236,000 dibanding bulan Januari di 119,000. Setelah pengumuman ini maka harga emas anjlok $11.30 atau 0.7% menjadi $1,563.90 per ounce.
Data Ekonomi Cina menunjukan bahwa terjadi surplus sebesar $15.25 juta dibanding januari sebesar $29.15 di bulan Januari
Pernyataan Bernanke sebelumnya akan menghentikan dana stimulus apabila jobless rate di bawah 6.5%, berarti dengan penurunan jobless rate menjadi sebesar 7.7% masih diatas dari data penghentian dana stimulus sehingga pada akhir perdagangan di pasar AS harga emas kembali naik sehingga emas April naik 0.1% menjadi $1,576.90 per ounce. Harga emas minggu ini naik 0.3%, setelah 4 minggu berturut-turut turun.
Resistant pertama di $1,581.70 dan berikut ke $1,590 per ounce, sedangkan support di $1,560.40 dan berikut ke $1,554.30 per ounce.
Harga perak Mei naik 0.5% menjadi $28.948 per ounce di Comex, kenaikan selama enam minggu berturut-turut, rally terlama sejak 23 Januari.
Resistant pertama pada $29.14 dan berikut pada $29.25 per ounce, sedangkan support di $28.325 dan berikut ke $27.925 per ounce