detik.com

Rabu, 29 Mei 2013

Dollar Index Menguat Sebelum Rilis Data Pertumbuhan AS, Aussie Turun



Dollar Index naik untuk hari kedua sebelum data AS besok pada pertumbuhan kuartal pertama di tengah spekulasi Federal Reserve akan memangkas stimulus moneter.
Greenback mempertahankan tren penguatan terhadap euro setelah imbal hasil Treasury (USGG10YR) naik ke level tertinggi satu tahun. Dolar Australia jatuh ke level terlemah sejak Oktober 2011 dibandingkan mitra AS. Yen menguat karena saham Jepang mereduksi keuntungan.
"Dolar yang kuat," kata Marito Ueda, direktur senior managing di FX Perdana Corp (8711), sebuah perusahaan marjin mata uang di Tokyo. "Perekonomian AS terus pulih, dan pengurangan pelonggaran moneter tampaknya akan terjadi."
Indeks Dollar, yang Intercontinental Exchange Inc menggunakan untuk melacak greenback terhadap mata uang dari enam mitra dagang utama AS, naik 0,2 persen menjadi 84,246 at 9:51 am di Tokyo. Indeks mencapai 84,498 pada tanggal 23 Mei, terbesar sejak Juli 2010.
Dolar sedikit berubah pada $ 1,2855 per euro setelah naik 0,6 persen kemarin. Yen menguat 0,2 persen menjadi 131,38 per euro dan naik 0,2 persen menjadi 102,21 per dolar. Dolar Aussie turun 0,5 persen menjadi 95,69 sen AS, setelah jatuh ke 95,56, terlemah sejak 5 Oktober 2011.
The Topix (TPX) Indeks saham Jepang melemah terlebih dahulu untuk 1 persen dari 2,1 persen.
Imbal hasil 10-tahun Treasury catatan melonjak sebanyak 17 basis poin kemarin menjadi 2,18 persen, level yang tidak terlihat sejak April 5, 2012. Mereka turun satu basis poin menjadi 2,15 persen hari ini.
Departemen Perdagangan AS kemungkinan untuk mengatakan besok ekonomi terbesar dunia tumbuh pada kecepatan tahunan 2,5 persen pada kuartal pertama, menurut perkiraan median ekonom yang disurvei Bloomberg News. Ini akan menjadi tidak berubah dari pembacaan awal yang dirilis bulan lalu.
(Sumber: Bloomberg)