detik.com

Selasa, 07 Mei 2013

Euro Kembali Melemah Setelah Pabrikan Eropa Terlihat Mengalami Perlambatan



Euro tetap lebih rendah terhadap dolar sebelum data diperkirakan akan menunjukkan aktivitas pabrik melambat di dua negara terbesar di Eropa.

Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan kemarin bahwa pemotongan suku bunga lebih lanjut adalah mungkin setelah penurunan mereka ke rekor rendah minggu lalu. Yen rebound dari penurunan tiga hari terhadap greenback, streak terpanjang dalam lebih dari dua minggu. Dolar Australia jatuh terhadap 16 rekan-rekan yang paling diperdagangkan pada prospek bank sentral akan memangkas biaya pinjaman ke rekor terendah hari ini.

"Euro mungkin akan terus terus turun," kata Yuki Sakasai, ahli strategi valuta asing pada Barclays Plc di New York. "Presiden Draghi membuat beberapa pernyataan berani tentang kemungkinan pemotongan suku bunga deposito menjadi nol. Sebagaimana Draghi nyatakan, data ekonomi akan menjadi kunci untuk maju. Eropa kemungkinan akan underperform AS "

Euro sedikit berubah pada $ 1,3075 pada 10:23 di Tokyo dari kemarin, ketika turun 0,3 persen. Itu jatuh 0,4 persen menjadi 129,18 ¥. Mata uang Jepang naik 0,4 persen menjadi 98.96 per dolar, setelah terdepresiasi 2 persen dalam tiga sesi terakhir.

Pesanan pabrik Jerman dan produksi industri Perancis keduanya jatuh di bulan Maret dari bulan sebelumnya, menurut perkiraan median ekonom dalam survei Bloomberg News. Order Jerman mungkin turun 0,5 persen, sementara aktivitas Perancis tertekan 0,3 persen.

"Kami akan melihat semua data yang datang dari ekonomi kawasan euro dalam beberapa minggu mendatang dan, jika perlu, kami siap untuk bertindak lagi," kata Draghi kemarin setelah ECB memangkas suku bunga acuan menjadi 0,5 persen pekan lalu. Dia mengatakan para pembuat kebijakan memiliki pikiran yang terbuka pada suku bunga deposito negatif.
(Sumber: Bloomberg)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar