detik.com

Kamis, 01 Agustus 2013

Dolar Melemah Lagi Setelah Pernyataan Risiko Inflasi Fed, Aussie Jatuh



Dolar tetap melemah terhadap mata uang utama setelah Komite Pasar Terbuka Federal mengatakan, inflasi yang masih rendah bisa menghambat ekspansi ekonomi AS, memacu spekulasi bahwa stimulus moneter akan dipertahankan.

Dollar diperdagangkan di dekat terendah enam minggu terhadap euro sebelum laporan besok yang diperkirakan menunjukkan perekrutan tenaga kerja AS  melambat pada bulan Juli. Ketua Federal Reserve Ben S. Bernanke mengatakan bulan lalu bahwa penurunan stimulus akan tergantung pada kinerja perekonomian. Pound diperdagangkan pada level terendah dalam lebih dari empat bulan terhadap euro sebelum keputusan kebijakan dari Bank of England dan Bank Sentral Eropa. Dolar Australia merosot ke tingkat yang tidak terlihat sejak 2010, dan dolar Selandia Baru meluncur.

Dolar sedikit berubah pada $ 1,3300 per euro pada pukul 8:30 am di Tokyo dari kemarin, ketika menyentuh $ 1,3345, terlemah sejak 19 Juni. Mata uang AS turun 0,1 persen menjadi 97,78 Yen, setelah kemarin jatuh ke 97,59, terendah sejak 27 Juni. Yen naik 0,1 persen menjadi 130,05 per euro.

Sterling tergelincir 0,2 persen menjadi 87,61 pence per euro, setelah mencapai 87,66 kemarin, terendah sejak 12 Maret. Mata uang Inggris jatuh 0,2 persen menjadi $ 1,5178.

Aussie merosot 0,4 persen menjadi 89,48 sen AS dan mencapai serendah 89,27, terlemah sejak September 2010. Kiwi Selandia Baru turun 0,3 persen menjadi 79,60 sen AS.
(Sumber: Bloomberg)                        

2 komentar:

  1. info yang cukup menarik, saya juga sering baca berita dari bloomberg tapi lemot internet saya. Thanks Jalatama sudah mau share berita dari bloomberg.
    keep posting Gan

    BalasHapus
  2. Meski saat dolar melemah, tetap saja nanti kuat lagi.

    BalasHapus